ysb-sumenep
Label
- Benarkah kita kikir? (1)
- Fenomena Prediksi (1)
- Kita dan kebahagiaan (1)
- Mengapa pamahaman syariat jika ditinjau dari pemahaman tarekat terbalik? (1)
- Mengenal rasa dalam ruhani (ruh) 1 (1)
- Mengenal Rasa Dalam Ruhani (ruh) 2 (habis) (1)
- Nadham (1)
- Nur Muhammad (1)
- Pemikiran dan musyahadah (1)
- pengertian khusyu' dalam thariqah (1)
- Shalat Sunnah Rajab Dalam AL-GHUNYAH (1)
- terjemah bebas nadham (1)
YSB Korwil Sumenep
Terima Kasih
Minggu, 21 Maret 2010
01.15 |
Diposting oleh
Abdul Mun'im Achmad
Mengapa pamahaman syariat
jika ditinjau dari pemahaman tarekat terbalik?
Sebelumnya kami mohon maaf , kami sebagai pengelola hanya mendokumenkan apa yang dibahas dalam pengajian setelah khataman atau manaqib yang dilaksanakan setiap malam jum'at atau dalam musyawarah dan saya postingkan pada setiap hari ahad di blog ini insya Allah . Sekarang marilah kita masuki pembahasannya.
Mungkin kita sering bingung dengan pemahaman atau cara pandang hukum syariat dan tarekat, kalau kita lihat dan rasakan antara pemahaman tarekat dan pemahaman syariat jadi terbalik, kenapa bisa seperti itu? Sekarang coba kita pahami awal dari perbedaan kedua pemahaman tersebut. Dalam kitab "Sirrul Asrar" kita akan melihat pembahasan ruh atau alam-alam wilayah, didalam sabda Rasulullah menyebutkan bahwa ada beberapa ruh (Al-Arwah), dari sabda itu Tuan Guru Syaikh Abdul Qadir Al-jailani Qs menjabarkan bahwa ruh itu ada empat yaitu ruh jasmani,ruh rahmani, ruh sulthani dan ruh qudsi. singkatnya, dalam alam syariat ruh yang digunakannya adalah "ruh jasmani" ruh ini punya alam wilayah (daerah yang dikuasai) alamul mulki atau alam kasat mata, makanya dalam menghukumi, atau yang menjadi masalah adalah yang kelihatan oleh mata dan dimasukkan dalam hati, dan ruh ini suatu saat dicabut oleh Allah lewat malaikat Izrail.
Sedangkan alam tarekat ruh yang digunakan atau yang berjalan adalah "ruh rahmani" ruh ini punya alam wilayah malakut (alamnya malaikat) kenapa disebut alam malakut? Karena ruh ini yang digunakan para malaikat, buktinya dari sifat-sifat ruhaniyah orang yang menggunakan ruh ini (orang yang bertarekat) sama seperti sifat-sifat yang digunakan para malaikat, yakni malaikat tidak akan mengerjakan pekerjaan lain selain yang diperintahkan Allah pada setiap malaikat. Maka dari itu orang yang menggunakan ruh ini tidak akan terinterpensi oleh siapapun kecuali Allah, sehingga ia hanya menghukumi dan melihat dan semua pekerjaannya dilandaskan pada apa yang ada dalam hatinya, sehingga dalam memahami hukum orang tarekat menghukumi dengan hatinya yang keluar dari dalam dan di aplikasikan kepada sesuatu yang kasat mata. Jadi inti perbedaan nya ada di sudut pandangnya, kalau syariat menghukumi dengan landasan akal lewat apa yang dilihat oleh mata, dan tarekat menghukumi dengan landasan hati yang selalu menerima rasa dari Allah SWT pebuktian orang bertarekat sudah menggunakan ruh rahmani, dapat dirasakan dengan sesuainya rasa yang tumbuh dalam Qalbu (hati)pada Al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW. sehingga bagi orang tarekat Al-Quran bukan menjadi pedoman melainkan menjadi rujukan. "WALLAHU A'LAM" Dan pemahaman ini akan menjadi standart tulisan-tulisan posting berikutnya! Insy Allah.
Sedangkan alam tarekat ruh yang digunakan atau yang berjalan adalah "ruh rahmani" ruh ini punya alam wilayah malakut (alamnya malaikat) kenapa disebut alam malakut? Karena ruh ini yang digunakan para malaikat, buktinya dari sifat-sifat ruhaniyah orang yang menggunakan ruh ini (orang yang bertarekat) sama seperti sifat-sifat yang digunakan para malaikat, yakni malaikat tidak akan mengerjakan pekerjaan lain selain yang diperintahkan Allah pada setiap malaikat. Maka dari itu orang yang menggunakan ruh ini tidak akan terinterpensi oleh siapapun kecuali Allah, sehingga ia hanya menghukumi dan melihat dan semua pekerjaannya dilandaskan pada apa yang ada dalam hatinya, sehingga dalam memahami hukum orang tarekat menghukumi dengan hatinya yang keluar dari dalam dan di aplikasikan kepada sesuatu yang kasat mata. Jadi inti perbedaan nya ada di sudut pandangnya, kalau syariat menghukumi dengan landasan akal lewat apa yang dilihat oleh mata, dan tarekat menghukumi dengan landasan hati yang selalu menerima rasa dari Allah SWT pebuktian orang bertarekat sudah menggunakan ruh rahmani, dapat dirasakan dengan sesuainya rasa yang tumbuh dalam Qalbu (hati)pada Al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW. sehingga bagi orang tarekat Al-Quran bukan menjadi pedoman melainkan menjadi rujukan. "WALLAHU A'LAM" Dan pemahaman ini akan menjadi standart tulisan-tulisan posting berikutnya! Insy Allah.
Langganan:
Postingan (Atom)